Pindah ke Aceh? Banyak orang bertanya tanya tentang rencana kepulangan kami ke Aceh. Memang sulit dipercaya mengingat sudah begitu lama kami tinggal di US. Bagiku sendiri masih sulit untuk dipercaya. Masih ada rasa gamang. Emang sudah excited sekali untuk pindah. Tetapi kalau mengingat perubahan dan juga prosesnya, menjual rumah? Kemudian packing? kemudian berangkat? rasanya sesuatu proses yang besar.
Kalau ditanya apa sih yang engkau takutkan? itu kan kampungmu sendiri? Well, aku takut dengan perubahan. Memang begitu kawin dan memulai kehidupan di amerika, dalam pikiran kami adalah kami hanya tinggal disini untuk sementara. Tetapi setelah mempunyai anak, mereka besar dan sekolah, ditambah dengan perang di aceh, keinginan untuk pulang ke Aceh terpaksa dihapuskan dan disimpan jauh jauh. Kami mulai menerima kenyataan bahwa kami akan tinggal di sini selamanya. Walaupun jika ditanya orang apakah kami ada rencana untuk kembali ke Aceh one day? jawabannya masih saja ADA......ONE DAY......
Apakah sekarang the right time? Sulit untuk dikatakan. Tetapi secara mental aku sudah siap. Banyak sekali orang bertanya tanya, kenapa pulang? Aku selalu jawab, mamakku sudah tua dan sering sakit, aku sudah bosan tinggal di amerika, aku sudah rindu dengan kampungku dimana aku dibesarkan, aku sudah bosan masak dan bersihkan rumah, aku ingin anak anakku punya pengalaman tinggal di Aceh, aku ingin mereka belajar bahasa Aceh, aku ingin mereka tau culture Aceh, aku ingin mereka tau bahwa mereka orang Aceh, aku ingin berbuat sesuatu buat Aceh biarpun dalam skala kecil......bla bla bla......pasti bosan dengarnya, apalagi bacanya......
Yang nulis aja bosan kok.......Tapi ada yang nanya, tell me in one word......
Biasanya orang pindah untuk kehidupan yang lebih baik.....Apakah kehidupan kami akan lebih baik di aceh? Disini akses internet gampang dan cepat, gak pernah mati lampu, air bersih lancar dan gak pernah berhenti, park banyak, tempat entertainment juga banyak.....bla bla bla.....
kalau di aceh? masalah listrik dan air aja udah bikin orang stress. jangankan bagi kami yang datang dari luar dimana pengalaman mati lampu bisa dikatakan gak pernah, bagi orang yang tinggal disana aja cukup mensetereskan.....giliran mati lampu bukannya sebentar, tapinya lama.....bisa berjam jam bahkan seharian. Kalau seharian gak mati lampu, mulai deh timbul pikiran curiga dan was was....kenapa gak mati lampu hari ini? bisa bisa besok mati lampu nih seharian. Giliran besoknya gak mati lampu juga, mulai deh rasa was was tadi ditambah dengan penantian, ditunggu tunggu kapan ya mati lampu. barangkali sore ini mati lampu. Orang orang mulai meramal seakan akan ramalan cuaca......kemarin gak mati lampu, berarti besar kemungkinan hari ini akan mati lampu, 75% chance. he he he....emang kalau omongin soal mati lampu di Aceh bisa gak habis habis......
Anyway, hari ini dalam perjalanan di mobil, pulang sehabis antar bang is ke kantor, aku temukan satu kata yang tepat bagiku pulang ke aceh, "PEACE".
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Damai tergantung bagaimana kita yang menciptanya. Tinggal di negara yang luar biasa maju dan indah kalau keluarga kita gersang apa artinya, mendingan tinggal di gurun yang gersang tapi hati dan keluarga kita damai. Ga usah takut Va... if I have a choice I wanna go back home too!!! Cuma yg pasti aku bakal miss your blog. Biasanya kalo dah pulang semua pada lupa ngeblog, sibuk ama lain2nya. Met puasa Va...maaf lahir dan batin.
Va...nggak ada yang perlu ditakutkan untuk sesuatu hal yang belom kita lalui.Indah tidaknya hidup ini, semua berasal dari diri kita sendiri.
slmat puasa ya...mohon maaf lahir batin, mudah2an semua ibadah kita dirihai oleh Nya.
Post a Comment