Ketika kecil, aku selalu ingin seperti mamak. Ingin kelihatan seperti mamak, bahkan cita cita pun ingin menjadi seperti mamak. Mamak dulu sekolah di IAIN Jakarta. Maka setiap ditanya cita citaku, aku selalu dengan lantang menjawab, sekolah IAIN. Bapak kadang suka menggangguku, ngapain sekolah IAIN, masuk ekonomi aja. Wah...aku bisa menjerit marah, karena aku maunya masuk IAIN. Dan itulah yang terbaik. Kata mamak, ketika itu mamak sempat ditawarkan menjadi dosen di IAIN Arraniry oleh rektor IAIN saat itu. kalau gak salah pak Ibrahim Husen. Tapi mamak menolak dengan alasan pekerjaan dirumah dan anak anak yang masih kecil kecil. Padahal, kata mamak waktu itu, seandainya mamak terima, sekarang sudah menjadi dosen senior.
Bapak juga suka menggangguku karena aku suka kelihatan seperti mamak. Bapak bilang kalau kakiku seperti kaki bapak. Aku marah, aku bilang kakiku seperti kaki mamak. jempolnya miring sedikit kearah jari jari kaki yang lain. Ketika aku sudah besar, kaki mamak bermasalah dengan tulang dibawah jempolnya. Kata mamak suka sakit, dan ternyata tumbuh sehingga agak membesar. Bapak suka menggangguku, tuh kan, suka kalipun punya kaki seperti kaki mamak?
Tetapi ketika aku kecil, aku selalu ingin sama dengan mamak. Setiap bapak tanya, coba liat kakinya mirip kaki siapa? aku langsung memiringkan jempol kakiku....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment